Di negara-negara Arab, rumah-rumah sering kali memiliki bentuk kotak dan atap datar tanpa genteng seperti yang umum ditemui di Indonesia. Selain sebagai tempat tinggal, atap tanpa genteng di Arab juga dimanfaatkan sebagai tempat bersantai dan menjemur barang-barang. Konon, atap datar ini dapat membantu mengurangi panas berlebih di dalam rumah akibat cuaca yang terik.
Namun, apakah mungkin membangun rumah dengan konsep perancatoto serupa di Indonesia?
Tantangan Membangun Rumah Kotak Tanpa Genteng di Indonesia Menurut Pikat Satriadji, seorang Arsitek Utama dari Studio Piksat, membangun rumah dengan bentuk kotak dan tanpa genteng akan menjadi tantangan di Indonesia. Setiap negara memiliki budaya dan kondisi geografis yang berbeda, yang mempengaruhi jenis-jenis rumah yang dibangun di sana.
Baca Juga : Bagaimana Media Sosial Mempengaruhi Preferensi Gaya Arsitektur Generasi Muda?
“Pembangunan rumah di setiap negara disesuaikan dengan budaya dan iklim setempat. Negara-negara di Asia Timur dan Eropa memiliki gaya arsitektur yang unik sesuai dengan budaya mereka,” ungkap Pikat kepada detikcom.
Pikat menjelaskan bahwa desain, struktur, dan material yang digunakan dalam pembangunan rumah sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, metode pembangunan tertentu diterapkan karena memiliki alasan dan tujuan tersendiri.
Contohnya, rumah di Arab sering kali menggunakan tanah liat sebagai bahan bangunan karena cocok untuk cuaca panas di sana. Begitu juga dengan penggunaan genteng di Indonesia, yang sesuai dengan iklim tropisnya.
Kenapa Rumah Kotak Tanpa Genteng Tidak Cocok di Indonesia? Meskipun telah ada beberapa rumah tanpa genteng di Indonesia, namun Pikat menjelaskan bahwa konsep rumah seperti itu memerlukan pertimbangan matang dan tidak bisa diterapkan secara luas di negara ini.
Menurut Pikat, rumah kotak tanpa genteng di Arab sesuai dengan kondisi iklim yang panas dan jarang hujan di sana. Namun, kondisi iklim di Indonesia yang lebih lembab dan memiliki curah hujan yang tinggi membuat konsep tersebut kurang sesuai.
“Rumah kotak di Arab menggunakan tanah liat yang bisa meredam panas, namun tidak efisien di Indonesia karena curah hujan tinggi. Di sini, konsep tersebut mungkin bisa diterapkan dengan bahan seperti beton atau semen, namun kita perlu mempertimbangkan dampaknya terhadap curah hujan yang sering terjadi dan kelembaban udara yang tinggi,” jelas Pikat.
Rumah Kotak Tanpa Genteng Bisa Diterapkan di Indonesia dengan Penyesuaian Meskipun demikian, Pikat menyatakan bahwa konsep rumah kotak tanpa genteng seperti di Arab dapat diterapkan di Indonesia dengan penyesuaian sesuai dengan kondisi iklim di sini.
Salah satu penyesuaian yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur fasad rumah berbentuk kotak dan memberikan kemiringan agar air hujan dapat mengalir dengan baik. Bahan bangunan seperti semen dan penggunaan talang dapat digunakan untuk menghasilkan sirkulasi air yang efisien.
“Konsep seperti itu dapat diimplementasikan dengan mengatur fasad rumah berbentuk kotak dan memberikan kemiringan pada bagian atap untuk aliran air. Penggunaan bahan bangunan yang sesuai dan perencanaan yang matang akan sangat membantu dalam menangani curah hujan tinggi di negara tropis seperti Indonesia,” tambahnya.
Jadi, bagi yang berminat untuk membangun rumah dengan konsep kotak tanpa genteng seperti di Arab, penting untuk mempertimbangkan dengan matang dan melakukan penyesuaian sesuai dengan kondisi iklim di Indonesia.