Jakarta – Ciri khas bangunan di Arab biasanya adalah atap yang datar. Ini juga berlaku untuk masjid pertama yang pernah dibangun di dunia, yaitu Masjid Quba.
Sebagai masjid yang pertama kali berdiri, Masjid Quba didirikan dengan sederhana menggunakan bahan-bahan alami seperti tanah liat, serta pohon dan daun lontar. Meskipun sederhana, bangunan ibadah ini memenuhi standar untuk menjadi masjid.
Masjid Pertama yang Dibangun oleh Rasulullah
Masjid Quba dibangun oleh Rasulullah pada tahun 1 Hijriah atau 622 Masehi. Nama masjid ini diambil dari lokasinya, yaitu di Quba. Rasulullah dan para sahabatnya membangun masjid ini ketika sedang melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Selama lima hari, mereka tinggal di Quba.
Quba adalah sebuah daerah pinggiran yang terletak sekitar tiga kilometer di selatan Yastrib, nama kuno dari Madinah. Masjid Quba dibangun di atas tanah yang diwakafkan kepada Rasulullah oleh keluarga perancatoto Kalsum bin Hadam dari kelompok Amir bin Auf.
Baca Juga : Langit-langit yang Cerah, Penjelasan dan Ragam Skylight
Menurut Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW: Dari Sebelum Masa Kenabian hingga Sesudahnya yang ditulis oleh Abdurrahman bin Abdul Karim, peletakan batu pertama masjid ini dilakukan oleh Rasulullah, kemudian dilanjutkan oleh Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan para sahabat lainnya.
Konon, dalam pembangunan masjid ini, Malaikat Jibril membantu sebagai penunjuk arah kiblat. Masjid Quba juga menjadi tempat di mana shalat berjamaah secara terang-terangan pertama kali dilakukan.
Dibangun dengan Sederhana dari Tanah Liat, Pohon, dan Daun Lontar
Menurut Dr. Gandhi Liyorba Indra, S.Ag., M.Ag. dalam bukunya Pasang Surut Peradaban dalam Lintas Sejarah Kajian Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Kontemporer, struktur Masjid Quba berbentuk persegi empat yang dikelilingi oleh dinding.
Di sisi utara masjid, terdapat serambi tempat beribadah yang beratapkan pohon lontar. Awalnya, atap masjid ini berbentuk datar dan terbuat dari daun lontar dan tanah liat. Wudhu dilakukan di sebuah sumur yang berada di tengah halaman terbuka di dalam masjid (sahn).
Masjid Quba memiliki total 19 pintu. Ada tiga pintu utama yang berukuran besar yang digunakan sebagai akses masuk dan keluar bagi jamaah. Dua pintu untuk jamaah pria dan satu pintu untuk jamaah wanita.
Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Quba juga digunakan sebagai tempat untuk belajar dan mengajar. Kegiatan ini biasanya dilakukan di ruang utama masjid.
Masjid Quba saat Arah Kiblat Berubah
Masjid Quba juga mengalami rekonstruksi ketika arah kiblat umat Islam mengalami perubahan. Awalnya, arah kiblat menghadap ke Baitul Maqdis di Palestina. Kemudian, arah kiblat diubah menjadi Masjidil Haram di Mekkah. Oleh karena itu, arah kiblat di Masjid Quba juga disesuaikan.
Masjid Quba Saat Ini
Seiring dengan perkembangan teknologi, Masjid Quba telah mengalami banyak perbaikan dan perluasan. Saat ini, masjid ini dilengkapi dengan kubah seperti masjid-masjid modern lainnya. Menara setinggi 47 meter juga telah dibangun di masjid ini atas inisiatif Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Atap masjid sekarang tidak lagi datar seperti sebelumnya. Sekarang, atapnya dapat dibuka dan ditutup secara otomatis. Halaman terbuka di sekitar masjid pun dilapisi dengan marmer anti panas. Terpal kokoh juga dipasang untuk melindungi jamaah dari sinar matahari.
Masjid Quba juga mengalami perluasan dari 1.200 m² menjadi 135.000 m², dengan ruang utama seluas 5.035 m².
Demikianlah sejarah Masjid Quba, masjid pertama yang awalnya beratap datar dari daun lontar. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda!